Saturday, April 18, 2009

Better than Chocolate



BETTER THAN CHOCOLATE
Latar Belakang Cerita
Apakah ada manusia di atas bumi ini yang akan menjadi sempurna??
Coba anda lihat apa yang ada di sekeliling kita, adakah orang-orang dengan wajah berseri menatap indahnya dunia dengan mata sayu??
Itulah manusia yang selalu menutupi ketakutannya dengan kerendahannya. Begitupun juga dengan hidup, kepastiaan, adalah benar-benar mutlak seperti halnya apa yang anda lihat dari gambar ini, gambar yang melukiskan betapa syurnya dua manusia berlawanan jenis yang tertutupi oleh tebalnya kulit-kulit binatang, tidak dipungkiri lagi bahwa kita adalah mereka dan mereka adalah kita.

Ketika kita sudah termakan renyahnya budaya dan zaman gambaran itulah yang selalu kita lihat di setiap sudut dunia ini. Perubahan ini adalah sesuatu yang biasa, selepas melepas malam dengan harmony nyaring diterangi silaunya remangan lampu malam dan terbalut tebalnya awan hitam, dan kita bermain-main dengan kelamin.

Apakah ada manusia seperti dewa di atas bumi ini yang akan mengaku menjadi Tuhan, adakah tuan-tuan yang selalu menginjakkan kaki bagi kaum alasnya. Kita adalah korban degradasi budaya yang ngga mau ketinggalan zaman yang akan selalu memaksa pada daya kemampuan kita yang ada, kita hanya bisa menguras apa yang tidak kita miliki, kita juga hanya memaksa apa yang semestinya kita tidak miliki. Tuhan hanya sebagai sandaran belaka, tuhan hanya dijadikan tempat perebahan dikala kita membutuhkan sesuatu, tak ayal kita adalah para kaum munafik yang picik, kita tidak berbeda dengan apa yang kita lihat dari gambar diatas.

Mari kita pikirkan apa yang mesti kita perbuat dengan hidup ini. Apakah kematian hanya tujuan terakhir saja bagi akhir sebuah cerita kehidupan.
Ini adalah sekelumit dari sebuah fiktip anak manusia yang menempati sumpeknya dunia. Bagi kita dunia adalah permainan belaka di alam mimpi karena kita akan di hadapkan pada satu keadaan yang sesungguhnya, keadaan yang mutlak yang tidak dapat diganggu gugat.
Tuhan akan menanti kita pada hari yang suci apakah kita akan menjadi tamu agung untuknya, kita adalah hakiki bagi dunia, dan dunia diwarnai oleh kita.

Pernahkah kita memakan cokelat, bagaimana rasanya, apakah sama dengan apa yang kita rasakan di dunia? Semakin sedikit cokelat yang kita makan maka rasa manis adalah rasanya, namun semakin banyak kita memakannya maka rasa pahit akan menempel pada lidah.
Begitupun juga dengan hidup, seperti halnya kita makan cokelat ada rasa manis yang kita rasa tapi banyak juga rasa pahit yang kita kecap. Apakah ada yang harus kita sesali dari apa yang telah kita perbuat. Kita adalah subyek utama dalam film dunia, film ini akan membuat kita menjadi satu pelajaran dimana kita adalah lakon yang akan selalu mempertontonkan gaya di dalam sebuah kehidupan.
Kita adalah satu manusia yang tak mungkin dapat hidup sendiri karena kita adalah manusia yang tak terpisahkan.
Untuk itu ada cinta untuk semua, untuk jalan dan untuk jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penuh hasrat dan nafsu.

Karena cinta kita lahir, karena cinta kita bahagia, karena cinta kita tertawa , karena cinta kita menangis, dan karena cinta pula kita musnah. Apa yang kita lihat di sekeliling kita, semuanya karena cinta bahkan mungkin bumi ini berputar karena cinta. Kemudian pertanyaan saya ”di mana letak keagungan Tuhan apakah sudah terselip dibalutan kain cinta”?

Kita mungkin telah banyak melupakan apa yang menjadi kewajiban kita, Tuhan diatas sana mendengar, melihat, apa yang selama ini kita perbuat tapi kita tidak pernah merasa malu apalagi merasa dosa karena kita adalah manusia yang sempurna karena kita punya cinta untuk semua.

Tidak ada yang lebih bergetar didalam jiwa ini selain menyukai seorang wanita, tidak ada yang lebih dahsyat didalam perjuangan ini selain rasa jatuh cinta. Buatku kita adalah manusia dan hanya manusia yang selalu mengikuti manusia-manusia yang lainnya, yang tak berpendirian, tak bermoral dan tak tahu malu. Dan kita tidak lebih dari seekor keledai yang dungu.
Wanita adalah beban terbesar untuk saat ini, memilih wanita adalah penghianatan tingkat tinggi dalam sebuah sejarah, karena sejarah mengajarkan kita menghapus semua musuh-musuh nyata dunia yang dapat menghalangi sebuah keagungan, tatapan mata yang tajam, keras dalam suatu konsentrasi adalah jawaban untuk dunia, kita adalah kita dan kita adalah fanatik barbar.