Monday, May 2, 2011

TNI Berupaya Perbaiki Citra dan Rangkul TPN/OPM

Minggu, 01 Mei 2011 16:32

TNI Berupaya Perbaiki Citra dan Rangkul TPN/OPM

Hari ini Pangdam Canangkan Bhakti Sosial TNI di Mulia, Puncak Jaya


TENGOK PRAJURI -- Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triassunu dan Aster Kasad TNI-AD saat menyambangi Markas Koramil 1705-05 Mulia di Puncak Jaya melihat kondisi dan fasilitas prajurit yang bertugas di daerah pedalaman sebelum membuka pencanangan Bhakti Sosial di Mulia Kabupaten Puncak Jaya kemarin.

TENGOK PRAJURI -- Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triassunu dan Aster Kasad TNI-AD saat menyambangi Markas Koramil 1705-05 Mulia di Puncak Jaya melihat kondisi dan fasilitas prajurit yang bertugas di daerah pedalaman sebelum membuka pencanangan Bhakti Sosial di Mulia Kabupaten Puncak Jaya kemarin.

Mulia-Melihat tingkat gangguan kamtibmas yang menjurus pada disintegrasi bangsa di Papua, khususnya di Kabupaten Puncak Jaya cukup tinggi dalam setahun belakangan, berbagai upaya terus dilakukan oleh TNI-AD untuk memastikan kelompok – kelompok yang menamakan dirinya sebagai TPN/OPM itu tidak terus menerus menjadi “duri dalam daging” NKRI. Selain itu juga, maraknya kelakuan beberapa oknum anggota TNI-AD yang cenderung brutal dan arogan terhadap rakyat di Papua belakangan ini yang secara tidak langsung berdampak pada citra TNI-AD sebagai Ksatria Pelindung Rakyat, maka salah satu pendekatan yang coba diterapkan adalah pembinaan teritorial melalui kegiatan Bhakti Sosial yang rencananya di canangkan hari ini Senin (2/5) di ibukota Kabupaten Puncak Jaya, Mulia.
“Kita berupaya meningkatkan citra TNI, jangan sampai masyarakat anggap TNI hanya untuk perang, saya tidak tutupi, teman – teman pasti sudah tahu beberapa waktu lalu ada beberapa tindakan oknum TNI yang kurang baik, dan mereka telah kita tindak, jadi sekarang kita coba pendekatan operasi militer non perang yang sekarang coba saya lakukan, seperti bantu Pemda, bencana alam di Wasior kemarin,” jelas Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triassunu kepada Bintang Papua Minggu (1/5) usai melakukan apel prajurit di Lapangan Upacara Mulia. Menyangkut aktivitas TPN/OPM yang masih beroperasi di daerah Kabupaten Puncak Jaya, Pangdam berharap melalui kegiatan Bhakti Sosial ini bisa mengajak dan menggugah hati mereka untuk bersama – sama masyarakat dan saudara – saudaranya kembali membangun daerahnya. “Saya tidak sebut mereka sebagai TPN/OPM loh, tapi saudara – saudara kita yang berbeda pendapat, saya akan coba buka dan bangun komunikasi dengan mereka lewat saudara, atau teman – temannya yang ada di kota, supaya bisa diajak dialog”, ujar Pangdam lagi.
Senada dengan Pangdam, Aster Kasad TNI-AD Mayjen, Jul Effendi di Mulia Puncak Jaya kemarin menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah lama direncanakan, dan bukan mendadak, hanya waktunya saja yang baru sempat dilaksanakan pada kesempatan ini.
“Untuk pemilihan lokasinya, kita memang mencari daerah yang mau maju, jadi kita ingin dorong supaya ada percepatan pembangunan, kalau daerah yang akan kita jadikan target tidak punya semangat membangun kan nantinya sia – sia, dan pemilihan Puncak Jaya karena kita lihat mereka ada semangat membangun dan terjadi percepatan pembangunan, sehingga kehidupan masyarakat akan lebih baik di masa – masa mendatang”, kata Aster Kasad menjawab pertanyaan wartawan tentang pemilihan Puncak Jaya sebagai lokasi kegiatan apakah ada kaitannya dengan tingkat gangguan kamtibmas oleh kelompok TPN/OPM yang masih cukup tinggi di daerah tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa bagi TNI tidak ada kamus pilah – pilah, yang suka maupun tidak suka tetap akan dirangkul dan dekati, dan menurutnya hal yang lumrah bila ada pro dan kontra.
“Kalau mereka pro kita rangkul agar lebih aktif lagi ikut membangun, sedangkan yang kontra kita dekati supaya bisa berubah cara pandangnya dan ikut membangun bersama – sama dengan saudara – saudaranya yang lain,” ujarnya.
Untuk mempersiapkan pencanangan Bhakti Sosial yang direncanakan hari ini, Senin (2/5) yang akan dibuka langsung oleh Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triassunu, dan juga akan dihadiri oleh Kapolda Papua Irjenpol Bekto Soeprapto, Asisten I Provinsi Papua dan sejumlah pejabat teras Provinsi Papua yang sejak dua hari lalu sudah tiba di Mulia dan disambut langsung oleh Bupati Puncak Jaya Lukas Enembe, S.IP dan Wakil Bupati Drs. Henock Ibo. “Kegiatan selama 4 bulan, selain kegiatan fisik juga ada non fisik baik itu penyuluhan maupun penggalangan dengan merangkul mereka melalui pendekatan kekeluargaan dengan tujuan membantu kesulitan masyarakat di pedalaman dan mendukung upaya pembangunan Pemda”, tambah Pangdam.
Menurutnya lagi dengan adanya kegiatan Bhakti sosial ini diharapkan kesulitan yang dihadapi oleh Pemda Kabupaten Puncak Jaya dalam membangun daerahnya dikarenakan kendala transportasi dan letak geografis yang sulit bisa terjawab. “Dari segi transportasi Puncak Jaya sangat sulit dijangkau, karena TNI-AD punya fasilitas tersebut jadi bisa membantu”, kata Pangdam lagi
Adapun bentuk kegiatannya berupa pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, memperbaiki daerah – daerah yang longsor, rehab honai milik masyarakat, renovasi sekolah dan gereja, memberikan layanan kesehatan termasuk juga penghijauan dan lingkungan serta membantu masyarakat mengembangkan sektor pertanian dan perikanan.
Adapun target capaian dari masing – masing bidang yang akan di kerjakan tergantung ketersediaan dukungan dana dan kondisi di lapangan, mengingat harga – harga di Puncak Jaya yang mahal.
“Dananya dari pusat, kurang lebih Rp 5 Milyard untuk seluruh kegiatan ini di luar dari konsumsi, karena alokasi terbesar adalah untuk konsumsi, sedangkan prajurit yang terlibat sedikitnya 400 orang,” ujar Pangdam ketika di tanya mengenai sumber dana yang murni dari pusat sedangkan Pemerintah Daerah membantu dalam hal penyediaan fasilitas dan sarana pendukung keberlangsungan kegiatan tersebut. (amr/don)

Massa Pro ‘M’ Siap Demo

Minggu, 01 Mei 2011 16:32

Massa Pro ‘M’ Siap Demo

Titik Kumpul Makam Theys, Abepura, dan Taman Imbi


JAYAPURA—Momen 1 Mei kemarin merupakan hari integrasi Papua ke NKRI yang oleh kelompok tertentu menyebutnya hari Aneksasi Papua Barat ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mengingat 1 Mei kemarin bertepatan hari Minggu, maka perayaannya diundur satu hari, yakni 2 Mei hari ini dalam bentuk aksi damai oleh kelompok Pro Merdeka (pro M). Ribuan massa dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) didukung berbagai komponen, seperti faksional pergerakan perjuangan Papua Barat, direncanakan turun jalan (maksudnya: menggelar aksi demo damai) di Kantor DPR Papua dan Kantor Gubernur, Jayapura, Senin (2/5) pukul 08.00 WIT Wakil Ketua KNPB Mako Tabuni yang dihubungi Bintang Papua semalam membenarkan rencana aksi demi damai guna memperingati Hari Aneksasi Banga Papua Barat kedalam NKRI.
Dia mengatakan, pihaknya akan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah RI melalui DPR Papua dan Gubernur Provinsi Papua untuk meluruskan Perjanjian New York (New York Agreement) dan meninjau kembali Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) yang sangat merugikan Bangsa Papua Barat baik dari aspek politik maupun hukum.
Dijelaskan, aksi demo damai tersebut direncanakan diikuti massa pergerakan perjuangan Papua Barat yang datang dari Manokwari, Sorong, Biak, Merauke, Sarmi, Keerom dan lain lain.
Menurut dia, aksi demo damai tersebut dengan Titik Kumpul di Sentani di Makam Theys, Titik Kumpul Abepura di Depan Kantor Pos Abe serta Titik Kumpul Jayapura di Taman Imbi mulai pukul 08.00 WIT.
Ditanya apakah pihaknya telah mengantongi izin resmi dari aparat kepolisian terkait aksi demo damai, dia menandaskan, pihaknya telah mendapatkanizin resmi dari Kepolisian setempat kerena aksi demo ini adalah aksi damai untuk menyampaikan aspirasi Bangsa Papua Barat kepada pemerintah RI melalui DPR Papua dan Gubernur Provinsi Papua.
Dia menandaskan, tanggal 1 Mei 1963 adalah Aneksasi Banga Papua Barat kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah awal pembunuhan embrio berbangsa dan bernegara bagi rakyat Papua Barat.
Akibatnya, ujar dia, nasib masa depan rakyat Papua Barat benar benar terancam kepunahan (genocide) dari atas Tanah Warisan Leluhurnya. Yang ada dan dinikmati oleh rakyat Papua adalah dibunuh, dibantai, digusur, diperkosa hak dan martabat, diskriminasi, marginalisasi dan cucuran darah dan air mata oleh kejahatan keamanan negara RI. Sadar tak dasar martabat dan harga diri kita diinjak injak.
Semua demi kepentingan negara negara kapitalisme yang lebih mengutamakan emas,k kayu, munyak dan seluruh kekayaan alam yang ada diatas Tanah Papua dan manusia Papua (Ras Melanesia) yang Allah ciptakan segambar dan serupa Allah. Supaya setiap manusia dapat hidup saling menghargai hakl setiap suku bangsa.
“Maka mari datang bergabung kita tunjukan harga diri kita sebagai anak negeri Bangsa Papua Barat. Nasib negeri ini ada padamu kini untuk menentukan ribuan nasib anak cucu kedepan,” ujarnya. (mdc/don)