Saturday, October 30, 2010

ODIYAIPAI, PUISI ANAK BANGSA"LUKA SEJARAH"

Y.F.DUMUPA :Tanpa bermaksud menyindir siapa-siapa, kebetulan saya sedang edit naskah puisi-puisi saya yang akan terbit dengan judul "LUKA SEJARAH" dan kebetulan sekali saya rasa penting untuk diposting jadi saya sampaikan satu dari 150 puisi saya di bawah ini:


Kasihan kamu
Yang sombong dengan tubuhmu
Mampu memoles raga dengan indah
Tetapi tidak punya jiwa yang mulia

Kasihan kamu
Yang sombong dengan kekayaanmu
Mampu menumpuk pundi emas
Tapi selalu gelisah sepanjang hidup

Kasihan kamu
Yang sombong dengan kekuasaanmu
Mampu memerintah seenakmu
Tetapi tak mampu mengatur dirimu

Kasihan kamu
Yang sombong dengan agamamu
Mampu hadir di setiap ibadah
Tetapi tidak mampu bertaqwa dalam hidupmu

Kasihan kamu
Yang sombong dengan kecerdasannmu
Mampu bersekolah tinggi
Tetapi tak mampu mengatasi masalah hidupmu

Kasihan kamu
Yang sombong dengan kemolekan tubuhmu
Mampu memoles tubuh dengan indah
Tetapi hanya menjadi tempat pelampiasan nafsu

Kasihan kamu
Yang sombong dengan penjajahanmu
Mampu menyengsarakan orang lain
Tetapi tak sadar sedang menjajah dirimu

Kasiha kamu
Yang sombong dengan gemerlapan dunia
Mampu hidup tanpa moral
Tetapi tak sadar dirinya mejadi lelucon orang lain

Kasihan kamu
Yang sombong di masa mudamu
Mampu menikmati enaknya seks
Tetapi menjadi budak penyakit di masa tuamu

Kasihan kamu
Yang sombong punya keturunan
Mampu melahirkan anak
Tetapi tak mampu mendidiknya di jalan benar

Kasihan kamu
Yang sombong punya negara
Mampu menjalankan kekuasaan pemerintahanmu
Tetapi hanya menjadi budak negara yang kuat

Kasihan kamu
Yang sombong punya tanah
Mampu mendiami tanah leluhur
Tetapi orang lain yang bahagia di atas tanahmu

Kasihan kamu
Yang sombong dengan kebudayaanmu
Mampu memamerkanya dimana-mana
Tetapi hidupmu dikuasai kebudayaan orang lain

Kasihan kamu
Yang sombong dengan hukummu
Mampu menjalankan hidup berdasarka hukum
Tetapi hanya mampu menghukum orang lemah

Kasihan kamu
Yang sombong dengan nafas hidupmu
Mampu bernafas dengan gratis
Tetapi tak sadar hidupmu akan berakhir kelak

(Lereng Merapi, 14/07/10)

1 comment: