Sunday, September 12, 2010

Teror Bersenjata Meningkat di Papua

Senin, 09 Agustus 2010 | 05:59 WIB
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Untuk Papua di Jakarta (28/6 ) menuntut pencabutan status DOM di Tingginambut Puncak Jaya, Papua. ANTARA/Ismar Patrizki
TEMPO Interaktif, Manokwari - Warga Kampung Teheyep, Distrik Tanah Rubuh, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Yakobus Warfandu, tewas ditembak tiga lelaki bersenjata laras panjang kemarin.

Menurut saksi mata, Kartini, yang juga keponakan korban, penyerangan yang menewaskan Yakobus Warfandu terjadi kemarin sekitar pukul 06.00 waktu Papua.

Saat letusan senjata api terdengar, Kartini segera bergegas keluar rumah. Ia sempat melihat tiga orang berlari menenteng senjata laras panjang menuju hutan. Yakobus tewas dengan luka di leher.

Warga Kampung Teheyep, sekitar pukul 08.00 waktu Papua, melaporkan penyerangan ini ke Kepolisian Resor Manokwari. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Manokwari Ajun Komisaris Fidelis Timoranto selanjutnya melakukan penyisiran untuk mengejar pelaku penyerangan.

Kepala Polres Manokwari Ajun Komisaris Besar Bambang Ricky kemarin siang mengatakan polisi masih menyelidiki jenis senjata yang digunakan penyerang dan identitas kelompok bersenjata ini.

Berbeda dengan pengakuan Kartini, menurut Bambang, korban Yakobus tewas dengan luka tembak di punggung. “Belum bisa diidentifikasi. Mereka melarikan diri. Pelaku melarikan diri,” kata Bambang. “Polisi masih menyelidiki dan melakukan penyisiran dipimpin Kasat Serse, mereka masih di lokasi.”

Penyerangan dengan senjata laras panjang juga terjadi di Kampung Jigonikme, Distrik Jigonikme, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada Jumat (6 Agustus) lalu. Akibat penyerangan ini, Wekinus Wonda, 35 tahun, menderita luka serius di bagian kaki.

Menurut Wekinus, pelaku menyerang menggunakan senjata laras panjang jenis M-16. Kepolisian Resor Puncak Jaya belum dapat memastikan identitas kelompok bersenjata yang makin sering melakukan penyerangan terhadap warga di beberapa wilayah Papua.

Sebelumnya, wartawan Merauke TV, Adriansya Matra'is, tewas tenggelam di Sungai Maro, Merauke, pada Jumat (30 Juli). Setelah terungkapnya kematian Adriansya, wartawan koran Bintang Papua, Lala, mendapat kiriman secarik kertas dengan bercak darah. Sebelumnya, Lala dan beberapa jurnalis menerima teror lewat pesan pendek .

TJAHJONO EP

No comments:

Post a Comment