Saturday, July 4, 2009

NII Cabang Garut Tolak Pemilu Presiden dan Siap Perang

Selasa, 16 Juni 2009 | 07:11 WIB

TEMPO Interaktif, Garut: Kelompok Negara Islam Indonesia (NII) wilayah selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, menolak pelaksanaan pemilihan presiden pada 8 Juli ini. Surat penolakan dengan tulisan tangan diberikan kepada pemerintah setempat pada 26 Mei 2009 pukul 09.25 WIB.

”Mereka tidak mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Kepala Desa Purbayani, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Heryanto saat dihubungi Tempo melalui telpon selulernya.

Menurut Heryanto, kelompok ini mengganggap negaranya berdiri lebih awal dari negara Indonesia. Indonesia dikatakan berdiri pada 17 Agustus 1945, sedangkan NII berdiri pada 7 Agustus 1945. "Sehingga Indonesia dinilai menumpang di negaranya." Sejauh ini belum ada tindakan tegas dari pemerintah.

Di desa Purbayani, terdapat 27 orang pengikut NII. Aksi ini bukanlah kali pertama mereka lakukan. Setiap kali pelaksanaan pemilihan, baik pemilihan kepala desa, bupati dan gubernur, NII Garut selalu mengeluarkan statemen menolak. Kegiatan mereka di wilayah Garut telah berumur sekitar 20 tahun.

Meski menyimpang, kata Haryanto, kegiatan mereka tidak meresahkan penduduk desa. Aktivitas kenegaraan seperti pengibaran bendera atau yel yel anti-RI hampir tidak muncul. Kehidupan sehari-hari mereka berbaur dengan masyarakat lainya. "Mereka ikut kerja bakti atau kegiatan gotong royong. Kami tetap melaporkan kepada yang berwajib untuk selalu diawasi dan dibina,” ujarnya.

Juru bicara Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Garut Dadang Sudrajat mengaku tidak mengetahui kejadin tersebut. Menurutnya, tidak ada satu pun kolempok masyarakat menolak pelaksanaan pemilu presiden. “Pada 2004 lalu memang ada kelompok NII yang menolak pilpres, kalau sekarang saya belum tahu,” ujarnya singkat.

Keberadaan NII di Kabupaten Garut mencuat pada 2007, dipimpin Imam Besar atau panglima tertinggi Sensen Komara. Aktivitas kelompok tersebut muncul kembali pada 17 Januari 2008, dengan engibarkan bendera merah putih bergambar bulan bintang berukuran 2x240 sentimeter di halaman rumah sang serssn.

Maskas mereka di Kampung Babakan Cipari, Desa Sukarasa, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan informasi yang dihimpun jumlah pengikut NII di Garut
sekitar 2.000 orang. Berikut petikan surat penolakan pemilu presiden yang ditandatangani ketua NII Garut Selatan Wowo Wahyudin, 33 tahun.

“Surat ini adalah merupakan pemberitahuan, mau atau tidak, suka atrau tidak suka, mengerti atau tidak. Negara ini adalah Negara Islam Indonesia. Kami/Saya tidak mau dilibatkan, dicantumkan dalam urusan pilpres. Kami/Saya telah diberitahukan oleh Imam Negara Islam Indonesia untuk siap berperang. Demikian surat ini saya nyatakan yang sebenarnya.”


No comments:

Post a Comment