Saturday, July 11, 2009

PERISTIWA BERDARAH ENAROTALI PANIAI PAPUA

LAPORAN DARI BIRO KEADILAN PERDAMAIAN KLASIS OBANO

30 JULI 2009


  1. Kronologis.

Pagi, hari selasa tanggal 30 Juli 2009. Jam 08.00 WPB. Tentara Manis Boma dan Anakletus Boma, melaporkan kepada Brimob dan Polsek Enarotali, secara lisan bahwa “hari ini masyarakat Paniai Barat datang menyelesaikan masalah pihak Boma dan Degei” . Masyarakat akan mendemonstrasikan beberapa menit kemudia menyampai pendapat Boma mengenai kematian Manis Boma pengawai perlengkapan Kabupaten Paniai yang meninggal pada, 20 Juni 2009. Memintah keterangan dari marga Boma meminta keterangan pihak marga Degei secara adat.

Sesuai dengan laporan Manis dan Anakletus Beberapa pemuda Pihak korban Boma mulai demonstrasi dengan membawa parang, pisau dan jubi. Pukul 09.00 wpb . Masa mulai demonstrasi dari Dermaga Aikai Menuju lapangan Sepak bola ikut jalan raya atas dan ada yang dari arah pasar Enarotali. Kedua rombongan itu tiba di lapangan sepak Bola Enarotali Pukul 10.00. wpb. Pihak korban Boma menunggu pihak Degei datang membicarakan bersama-sama. Sudah lewat 30 menit pihak Degei belum datang. Masyarakat pihak korban dibagi dua kelompok, kelompok satu menunggu di lapangan sepak bola dan yang kelompok kedua beberapa Pemuda pergi beritahukan kepada pihak Degei di rumah Yosia Degei datang untuk membicarakan bersama-sama. Kelompok kedua mulai jalan dari lapangan sepak bola ikut jalan raya sampai depan PUSKESMA Enarotali, menuju kekompleks SD YPPK. Pihak korban Boma melihat dari jalan masuk Gereja Katoli, bahwa depan SD YPPK ada Satuan Brimob dilengkapi dengan senjata, Mobil berjenis PIKAB miik Brimob ada di samping. Pihak Boma menilai hal itu biasa ada sebagai keamanan karena masalah ini bukan dengan Brimob, maka pihak Boma tetap menuju ke rumah Yosia Degei untuk memberitahukan datang di lapangan sepak bola untuk membicarakan bersama-sama.

Pihak Boma sudah depan Brimob dari dekat kaget dengan tembakan peluruh dari dekat ke arah udara. Setelah mendengar tembakan peluruh, kelompok pertama yang menunggu di lapangan sepak Bola, setelah 00.03 menit tiba di Tempat Kejadian Tembakan Piak Brimob. Pihak Brimob melihat masyarakat sudah bertambah, makan Peluruh Kesatuan Brimob Tembakan 25 peluruh ke arah masyarakat.

Pihak Brimob menembak peluruh senjata dengan jenis PIN 5,56 terkena pada MIKA BOMa (52) ketiak di pingan kanan keluar peluruhh pantat di Paha tertembak mati. Eyan Marten Pigai kena di perut dekat pusat keluar tali perut sedangkan peluruh ada di dalam perut tidak keluar. Pentetus Boma kena peluruh di bahu sedangkan peluruh ada di dalam dada. Simon Keiya kenah peluruh tertembak di kaki kiri di tulang betis, peluruh ada di dalam kaki.

Masyarakat mau balas namun hanya melempari batu saja, karena di tangan korban parang dan pisau saja tidak bisa melempari jarak jauh, ada satu orang yang membawa anak panah dan jubi itupun diambil dan patakan langsung oleh Kepala Distrik Paniai Barat Lukas Pigai, dia hadir di tengah-tengah masyarakat dan Brimob supaya tembakan tidak boleh lanjutkan. Satu orang Mika Boma mati tempat dan Korban tiga orang lainya melarikan Rumah Sakit Umum Enarotali. Rumah Sakit Umum Enarotali tidak ada fasilitas lengkap akhirnya melarikan tiga orang di Rumah sakit umum Nabire Sriwini pada tanggal yang sama jam 03.00 wpb.


  1. Pelaku

Pelaku penembakan Kesatuan Brimob.


  1. Korban

no

nama

umur

sex

agama

suku

status

Alamat

1

Mika Boma

53

Laki-laki

KP

Mee

Kawin

Obano

2

Pentetus Boma

52

Laki-Laki

KK

Mee

Kawin

Obano

3

Marten Pigai

40

Laki-laki

KP

Mee

Kawin

Obano

4

Simon Keiya

35

Laki-laki

KP

Mee

Kawin

Obano


  1. Saksi

no

nama

umur

sex

agama

suku

status

Alamat

1

Anakletus Boma

56

L

KK

Me

Kawin

Enaro

2

Esau Boma

25

L

KP

Me

Belum K.

Obano

3

Jhon Gobai

39

L

KP

Me

Kawin

Enaro

4

Lukas Pigai

48

L

KP

Me

Kawin

Obano


  1. Keadaan Korban.

Mika Boma langsung mati tempat, peluruh jenis PIN 5,56 masuk di bagian ketiak kanan langsung lobang besar di bagian Pantat. Eyan Marten Pigai, kena peluruh di perut langsung keluar tali perut, kemudian pentetus Boma kena peluruh di bagian bahu, dan darah mengalir. Simon Keya kena peluruh di bagian kaki kiri.


  1. Barang bukti



  1. Alasan Tembakan

Belum jelas. Alasan tembakan karena lokasi kejadian dan Kantor Brimob sudah 100 Meter. Masa pergi bukan juga serang Brimob. Hanya pergi memberitahukan pihak Degei hadir untuk menyelesaikan masalah tetapi kami pihak korban kaget dengan tembakan dari Brimob.


  1. Alasan Demonstrasi.

Alasan Demonstrasi itu karena pada awalnya masalah ini mulai ketika Pihak Degei mengambil uang Rp 15.000.000 (lima belas juta), satu juni komputer, dan dua batu berharga menurut orang Paniai pada tanggal 5 Juni 2009. Kronologisnya sebagai berikut:

  1. Pada malam hari tanggal 5 Juni 2009. Datanglah Oki Degei dan Januarius Degei datang malam jam 12.00. mereka dua naik di atas rumah. Mencabut paku zeng dan daun zeng angkat taru di samping. Lalu mereka dua masuk lalu posisi kamarnya Manis Boma bongkar lagi Tripleks. Langsung turun di kamar Manis Boma. Malam itu juga mereka dua ambil uang Rp 15.000 (lima belas juta), komputer duduk satu junit, dua batu berharga menurut orang Paniai.

Masalah ini Manis Boma cari tahu sampai dapat pelaku pencuri nama tersebut di atas. Manis Boma yang punya barang mengumpulkan pihak Degei pada tanggal, 9 Juni 2009. Ternyata Oki dan Januarius Degei mengaku bahwa benar barang itu sudah ambil. Pada tanggal yang sama juga Oki sudah mengaku bahwa Computer tersebut telah dijual kepada orang dengan harga sebesar Rp,2.800.000. Computer tersebut itu milik Manis Boma untuk dia kerjakan urusan Kantornya.

Pada tanggal yang sama dan jam 4.00 sore; pihak orang tua dari Oki Degei mulai mengumpulkan uang untuk mengembalikan kepada si pembeli Computer lalu orang tuanya si Pencuri telah mengumpulkan uang dengan jumlah sebasar Rp,1.800’000 . Kemudian untuk pengumpulan uang tersebut belum sampai 2.800,000 maka mereka mengambil keputusan tunda pada tanggal 13 Juni 2009. untuk menyelesaikan masalah.

Pada tanggal, 12 hari jumat Manis Boma memberitahukan kepada Gad Boma, Elia Keiya, Daud Keiya bahwa : “besok hari jumat kami selesaikan masalah pencurian barang besok sore tanggal 13 Juni 2009. Kemudian Manis Boma pulang di rumah di Madi. Sore manis pergi tidur seperti biasa Ternyata Manis Boma tidak bangun-bangun. Akhirnya keluarga nya pergi membangunkan Manis Boma jam 10.00 siang di kamarnya. Ternyata manis Boma mati meninggal dunia. Tepat tanggal yang mau selesaikan masalah pencurian , tepat juga hari meninggalnya Manis Boma.

  1. Setelah keluarganya sebarkan berita kematian Manis Boma, banyak keluarga datang menangisi. Keluarga sedang menangis, datanglah pihak Degei yaitu Oki Degei datang dengan membawa anak panah dan jubi sambil bicara katanya “Manis Boma, mana, kamu punya jago itu mari bawa saya mau lihat.

  2. Pada tanggal 14 Juli 2009. Pagi jam 09.30 jenazah Manis Boma bawa di kampung. Tanggal yang sama Mulai Pukul 04-06.00 dua jam penuh Fam Degei naik mobil belakus dua buah ( mobil kijang belakang kosong) penuh dengan manusia di lengkapi dengan anak panah dan jubi mengelilingi kota Enarotali katanya “tunjukan marga Boma punya jagomu”. Yang di saksikan oleh ibu-ibu pasar.

Alasan tersebut di atas ini, keluarga korban Boma Demontrasi untuk meminta batu berharga dua buah. Satu junit komputer, dan uang 15 juta. Masalah ini mau selesaikan bersama-sama antara fam Degei dan Boma pada tanggal, 30 Juni ternyata pihak Boma korban di atas korban baik itu dari kekerasan Brimob mau kekerasan dari pihak Degei.

  1. Penyelesaian Masalah

  1. Kepala Biro Hukum POLDA PAPUA.

  1. Esau Boma; mengakui Keterlibatan Brimob; menyampaikan kepada Kepala Biro Hukum POLDA PAPUA, Drs. Piter Waine “Menurut Esau Boma; Satuan BRIMOB, POLDA PAPUA yang ditugaskan di Paniai melanggar aturan dan intervensi tugas dan tanggung jawab POLISI sebagai keamanan kota seketika terjadi aksi-aksi anakis namun sayangnya belum terjadi keributan atau pertikaian antara pihak degei dan boma. Satuan BRIMOB dengan niat jahat tanpa segan – segan membunuh rakyat yang tak bersalah dan hal tersebut menunjukkan SATUAN BRIMOB membuat masalah,mencari masalah,membalas dendam kasus tersebut adalah KRIMINAL MURNI/PELANGGARAN HAM. maka dengan demikian sikap dan tindakan yang dilakukan oleh satuan BRIMOB diperintakan oleh KAPOLDA ? atau oleh KAPOLRES ? atau oleh kepala BRIMOB ? atau oleh siapa ? dan dibalik itu ada apa ?.

  2. Tanggapan dari JHON GOBAI ketua LMA Kabupaten Paniai bahwa;

Saat masalah terjadi saya sendiri menjadi saksi mata dan saat itu saya mengamankan BRIMOB yang dengan niat jahat mengeluarkan tembakan kearah rakyat dan begitu pula rakyatpun saya menghalangi karena jangan sampai terjadi penumpahan darah namun satuan BRIMOB pun masih terus mengeluarkan peluruh kea rah rakyat dan rakyatpun belum membubarkan barisannya dari tempat kejadian,tetapi saat itu rakyat belum melepaskan busur dan parang kea rah BRIMOB sedikitpun belum dan saya mengaku yang terjadi adalah pelemparan itupun dari arah yang jauh antara BRIMOB dan rakyat. Kemudian situasi sedang memanas dan BRIMOB masih membanjiri tembakan kearah rakyat dan ada satu orang rakyat kenah tertembak peluruh di bagian kaki. Saya berusaha membubarkan BRIMOB dan rakyat tetapi rakyat masih maju dan BRIMOB masih melepaskan tembakan kearah rakyat saat awalpun tidak ada senjata peringatan tetapi saya menilai benar-benar BRIMOB berniat jahat dan membunuh rakyat untuk membalas dendam kasus pembunuhan yang terjadi di PUNCAK JAYA karena saya sendiri menjadi saksi mata dan mendengar ungkapan yang diungkapankan oleh seorang BRIMOB saat itu juga. Oleh karena itu saya selaku ketua LMA Kabupaten Paniai menyampaikan dengan hormat kepada bapak KAPOLDA segerah menarik semua satuan BRIMOB yang ditugaskan di Paniai jam ini juga segerah ditarik karena Paniai bukan tempat untuk membalas dendam.

  1. Tanggapan dari ALPIUS PIGAI;

Tanpa kesalahan apapun rakyat dipalang oleh Mobil pikab dan tanpa kesalahan apapun rakyat ditembak habis habisan sampai terjadi penumpahan darah dan satu diantaranya mati tewas oleh karena itu kami dari keluarga duka atas matinya Almarhum MIKA BOMA memohon kepada bapak kepala biro HUKUM POLDA PAPUA segerah mengambil langka-langka kongkrit untuk menyelesaikan kasus tersebut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku ,bila proses hukum berlanjut mohon dilibatkan pihak keluarga korban Almarhum MIKA BOMA sebagai saksi bahwa penyelesaian kasus 30 juni Paniai berdarah telah tuntas ,jika tidak demikian kami keluarga duka tidak puas sejauh mana proses penyelesaian kasus 30 Juni Paniai berdaraH mati dan tertembak MIKA BOMA maka kami menilai POLDA PAPUA menggelapkan kasus pelanggaran HAM BERAT tersebut ibarat lempar batu sembunyi tangan.


  1. Tanggapan dari Drs. PITER WAINE;kepala Biro HUKUM POLDA PAPUA .

MIKA BOMA yang ditembak mati oleh satuan BRIMOB ini adalah keluarga saya ,boleh dikatakan kakak saya, kepada siapa saja pelaku kekerasan akan diproses sesuai dengan aturan hokum . tapi terus terang sebagai bukti POLISI membutuhkan VISUM DOKTER agar POLISI dapat mengetahui jenis peluruh apa ? Apakah Mika Boma sudah divisum oleh dokter ? atau jenasanya langsung di bawa ke kampong ?


  1. Tim Penyelidik dari POLDA PAPUA

  1. Tim penyelidik dari Polda Papua datang menyelidiki peristiwa berdarah Paniai, Tim penyelidik tidak mempersatukan pihak pelaku dan korban. Hanya minta keterangan berbeda waktu tempat yang salam. Tim penyelidik pertama mengundang pihak pelaku Brimob, pada hari kamis tangggal 2 Juli 2009. Di raung Reserse Kriminal Polres Paniai. pertanyaanya dari Tim Penyelidik “kenapa Brimob secara langsung melepaskan tembakan ke arah rakyat lalu rakyat kena tertembak mati dan tiga di ataranya luka tembakan? Jawaban dari Brimob “karena rakyat merampas senjata. Kedua karena rakyat memasuki pos Brimob.


  1. Tim penyedik kepada saksi Jhon Gobai ketua LMA “apa benarkah rakyat merampas senjata Brimob? Dan memasuki Pos Brimob lalu menyerang Brimob. Jawab dari Jhon Gobai “sangat keliru ketika rakyat di bilan merampas senjata dan menyerang pos Brimob karena saya sendiri menjadi saksi mata. Justru Brimob menghalangi rakyat di jalan. Jarak antara Pos Brimob sampai titik pemalangan Mobil Pikab 200 meter dan jarak antara Pos Brimob sampai titik penyembahkan Mika Boma 100 meter. Saat itu rakyat belum merampas senjata karena Brimob membanjiri peluruh penyembakan. Langsung lurus ke arah rakyat. Untungnya rakyat merayap dan menyembunyikan diri dari peluruh yang di lepaskan oleh kersatuan Brimob.


No comments:

Post a Comment